Militan membunuh 36 warga sipil dalam serangan pasar Burkina Faso
Ouagadougou (ANTARA) – Tiga puluh enam warga sipil tewas di Burkina Faso pada Senin dalam apa yang disebut pemerintah sebagai serangan teroris di sebuah pasar di provinsi Sanmatenga.
Militan bersenjata memaksa masuk ke pasar desa Alamou dan menyerang orang-orang di sana sebelum membakar bangunan itu hingga rata dengan tanah, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan pada Selasa (21 Januari).
Pertumpahan darah itu merupakan bagian dari lonjakan kekerasan di negara Afrika Barat yang telah menewaskan ratusan orang, memaksa hampir satu juta orang meninggalkan rumah mereka dan membuat sebagian besar wilayah utara tidak dapat diatur selama dua tahun terakhir.
“Serangan berulang terhadap warga sipil tak berdosa ini menyerukan kerja sama nyata antara pasukan pertahanan dan keamanan,” kata pemerintah.
Presiden Roch Marc Kabore menyerukan dua hari berkabung nasional sebagai tanggapan atas serangan itu. Tidak segera jelas siapa yang bertanggung jawab.
Kelompok-kelompok Islam yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda dan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) telah melakukan serangan yang semakin berani terhadap sasaran sipil dan militer di Burkina Faso dalam beberapa bulan terakhir, termasuk serangan terhadap konvoi pertambangan pada bulan November yang menewaskan hampir 40 orang.
Negara ini pernah menjadi kantong yang relatif tenang di wilayah Sahel, tetapi pemberontakan yang tumbuh di dalam negeri telah diperkuat oleh tumpahan kekerasan militan dan kriminalitas dari tetangga utaranya yang kacau, Mali.