Jangan menilai orang dari penampilan: Pesan Presiden Indonesia Joko Widodo menjadi bumerang di media sosial
JAKARTA (THE JAKARTA POST/ASIA NEWS NETWORK) – Sebuah komik strip yang diposting di akun Twitter Presiden Joko Widodo yang menyampaikan pesan untuk melihat penampilan masa lalu dan malah menilai orang dari tindakan mereka telah disambut dengan penerimaan yang kurang menguntungkan di media sosial, dengan banyak pengguna menunjukkan ironi yang melekat pada komik sehubungan dengan berbagai contoh diskriminasi yang masih mengganggu birokrasi pemerintah.
Dalam sebuah video yang dilihat lebih dari 2,1 juta kali dan di-retweet oleh lebih dari 33.900 pengguna Twitter pada pukul 1 siang pada hari Selasa (21 Januari), seorang pria yang tampaknya merupakan versi kartun Jokowi membawa cucunya keluar dalam perjalanan dengan kereta komuter.
Ketika mereka mencari kursi yang tersedia di kereta, cucunya ketakutan ketika dia melihat seorang pria dengan rambut dicat dan mengenakan pakaian “geng” stereotip duduk di seberangnya.
“Kakek, ada pria yang tampak menakutkan,” kata cucu itu.
“Tidak masalah. Jangan takut,” jawab kakek.
Pada halaman berikutnya, seorang wanita tua ditampilkan naik kereta ketika tiba di stasiun. Pria dengan rambut dicat melihatnya dan mencoba untuk mendapatkan perhatiannya, mendorong sesama penumpang untuk curiga bahwa pria itu tidak baik.
Selama beberapa panel terakhir, pria itu terungkap sebagai individu yang penuh perhatian yang menawarkan untuk menyerahkan kursinya untuk wanita itu. Pria itu kemudian memberi tahu wanita tua itu bahwa dia pernah menjadi guru sekolahnya yang telah mengajarinya bahwa menjadi orang yang cerdas saja tidak cukup, karena dia juga harus baik kepada orang lain.
Di panel terakhir, kakek – yang mengenakan kemeja putih, mirip dengan gaya khas Jokowi – ditampilkan memberikan nasihat kepada cucunya.
“Jangan menilai seseorang dari penampilannya. Nilailah mereka dengan tindakan mereka,” kata pria itu kepada cucunya di ujung strip.