Indonesia dan Filipina bergandengan tangan untuk membebaskan pelaut yang diculik oleh kelompok teror Abu Sayyaf

JAKARTA (Xinhua) – Pemerintah Indonesia dan Filipina bekerja sama untuk menjamin pembebasan seorang warga negara Indonesia yang disandera oleh kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina.

Muhammad Farhan, 27, dan dua rekan pelaut diculik oleh kelompok itu pada bulan September di perairan Sabah di Malaysia, tetapi dua lainnya dibebaskan baru-baru ini.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi pada hari Kamis (26 Desember) mengatakan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana telah berjanji untuk bekerja keras untuk membebaskan sandera.

“Saya telah berkomunikasi dengan Menteri Pertahanan Filipina mengenai upaya untuk membebaskan satu sandera. Kami meminta upaya penyelamatan untuk segera membebaskan sandera hidup-hidup, dan Menteri Pertahanan Filipina mengatakan bahwa dia akan bekerja keras untuk misi penyelamatan,” kata Retno.

Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto akan bertemu dengan mitranya dari Filipina untuk membahas misi tersebut, kata Retno, menurut media setempat.

Penculikan tiga warga negara Indonesia oleh kelompok Abu Sayyaf terungkap ketika sebuah video penyanderaan dirilis beberapa minggu yang lalu, dengan salah satu sandera menyatakan bahwa para penculik menuntut uang tebusan sebesar 8 miliar rupiah (S $ 777.317), menurut Kementerian Luar Negeri.

Ketiga orang Indonesia itu bekerja di sebuah perusahaan perikanan di Malaysia.

Penculikan tiga orang itu membuat jumlah warga negara Indonesia yang diculik oleh kelompok Abu Sayyaf menjadi 36 sejak 2016. Sebagian besar dari mereka dibebaskan, menurut kementerian.

Penculikan terbaru terjadi meskipun ada kesepakatan trilateral antara Indonesia, Malaysia dan Filipina untuk patroli bersama di perairan yang terletak di perbatasan kedua negara.

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.